Iguana dan pemeliharaannya

I.Iguana
Dengan sosoknya yang terkesan seperti hewan purba menjadikannya sangat digemari kalangan generasi muda.
Dewasa ini iguana tengah marak memasuki bursa hewan kesayangan. Hewan yang di habitat aslinya hidup di pepohonan sepanjang daerah aliran sungai ini bersifat diurnal atau aktif siang hari. Hidupnya di wilayah dengan ketinggian sampai 1.000 meter dpl, baik di daerah tropis maupun subtropis, dari wilayah utara Mexico sampai tengah Amerika Selatan.
Daging iguana berwarna putih dan empuk seperti ikan. Secara tradisional daging ini dipercaya mengandung bahan yang bersifat aphrodisiac, yaitu dapat merangsang dan memacu daya seksual.
 
A. Daya Tarik Iguana
Yang menjadi daya tarik:
- berkesan purba
- lincah, gesit, waspada, dan responsif
Iguana memiliki indera pendengaran, penglihatan, dan pembauan yang sangat tajam. Bila ada bahaya, iguana akan segera meloncat dari pepohonan (walaupun cukup tinggi) ke air sungai ilan berenang dengan cepat untuk menyelamatkan diri.
la terkenal sebagai perenang sangat lihai. Kaki depannya didekapkan sepanjang badan, sedangkan ekornya yang panjang dan kuat digerakkan kiri kanan seperti pendayung. Kakinya pendek, tetapi kokoh. Kukunya kuat dan tajam sebagai alat penggali dan pemanjat.
Di lehernya terdapat gelambir kulit yang lebar. Gelambir ini berfungsi sebagai alat pengatur suhu tubuh. Iguana juga memiliki jengger yang sangat nyata dan kuat berbentuk seperti duri dari garis tengah leher bagian belakang memanjang ke punggung. Tubuhnya diselimuti sisik kecil yang teratur rapi. Itulah sebabnya iguana tampak seperti hewan purba yang menjadikannya sangat disukai sebagai hewan kesayangan.
Kulit salah satu jenis reptil ini tidak dapat berubah warna seperti yang dilakukan bunglon dalam upayanya menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hanya ada bagian kulit tertentu saja yang bila terkena sinar matahari langsung akan berubah warna menjadi lebih gelap.
Iguana muda berkulit biru kehijauan dan ekornya terdapat gelang-gelang warna gelap. Bila dewasa, kulitnya akan berubah seperti warna tanah dan timbul garis-garis vertikal pada tubuh sampai ekor.
 
B. Jenis yang Disukai
Iguana termasuk dalam kelas Reptilia, ordo Squamata. Dari banyaknya jenis iguana, hanya iguana hijau (Iguana iguana) yang paling banyak dikenal sebagai hewan kesayangan. Kelebihannya terletak pada penampilannya yang lincah, gesit, dan responsif. la pun jinak, tidak seperti jenis yang lain. Pemeliharaannya sangat mudah.
 
C. Kandang dan Perlengkapannya
Kandang yang baik:
- mudah dibersihkan
- berlantai empuk
- membuat iguana leluasa bergerak
Kandang merupakan sarana hidup yang mirip tempat hidup di habitat asli yang berukuran mini. Oleh karena berukuran mini, pergerakannya pun sangat terbatas dan perilaku di habitat aslinya tidak dapat dilakukan dcngan baik. Untuk itu, peran pemelihara sangat besar untuk kesehatannya.
Rancangan kandang sebaiknya didasarkan pada kemudahan untuk melakukan sanitasi kandang. Kandang yang selalu dibersihkan akan membuat pemelihara enggan melakukan tugas sanitasi. Ini akan berakibat iguana dapat terserang penyakit. Ukuran kandang pun harus sesuai dengan ukuran tubuh iguana untuk keperluan pergerakannya. Selain itu, juga perlu disesuaikan dengan perlengkapan kandang. Di pasaran sekarang ini telah banyak dijual kandang yang indah. Namun, perlu diperhatikan faktor kemudahan membersihkannya.
Lantai kandang harus tampil bersih setiap hari. Untuk itu, lantai, harus mudah dibersihkan, halus, empuk, dan dapat menyerap air.
Bahan lantai seperti ini dapat berupa kertas koran, kertas berlilin seperti kertas pembungkus makanan, kertas tisu tebal, dan karpet tanpa bulu.
Sebenarnya lantai kandang juga dapat dibuat seperti lantai kandang ayam sistem litter karena tidak setiap hari diganti dan dibersihkan. Bahan lantai seperti ini dapat berupa hancuran tongkol jagung, kayu gergajian atau serutan kayu, kulit kacang tanah, atau pasir. Namun, lantai seperti ini sangat mungkin ikut termakan.
Iguana menyukai lingkungan yang hangat, berkisar 30—39° C. Untuk itu, kandang perlu dilengkapi dengan jendela yang dapat meneruskan sinar matahari. Sinar matahari diperlukan sebagai sumber sinar ultraviolet (UV) untuk membangun vitamin D. Bila sinar matahari tidak mungkin diperoleh, kandang dapat dilengkapi dengan lampu UV buatan. Lampu itu pun harus dilindungi dengan bahan penghantar panas agar tidak langsung mengenai tubuh iguana.
Lampu ini dinyalakan selama 12—14 jam sehari. Untuk mengetahui kesesuaian suhu dalam kandang, perlu dipasangkan termometer udara. Agar suhu udara dapat diatur sesuai kebutuhan juga perlu dipasangkan termostat (alat pengatur suhu udara).
Walau bagaimanapun keadaan lampu UV buatan, kualitasnya tidak akan menyamai sinar matahari. Untuk itu, kalau menggunakan lampu UV maka sebaiknya dinding kandang jangan dipasangi plastik, fiber, atau kaca, tetapi dari bahan kawat kasa yang kuat dan licin. Solderannya pun bukan dari bahan plumbum (Pb) karena dapat meracuni iguana kalau dijilati.
Di habitat aslinya, iguana suka berjemur di atas bebatuan seungai atau di pokok pohon. Untuk itu, kandang perlu dilengkapi karang, atau pokok pohon yang diletakkan di tempat yang bisa terkena sinar matahari atau lampu UV. Perlengkapan ini dapat asli atau buatan. Selain untuk tempat berjemur, bahan digunakan untuk memanjat.
Selain perlengkapan kandang tersebut, kandang dapat dilengkapi dengan cempat persernbunyian. Bahan yang cocok berupa pipa paralon atau lukas pL’inbungkus tisu. Ukurannya perlu disesuaikan dengan panjang iubuh iguana.
Air sungat dibutuhkan oleh iguana, baik untuk minum maupun mandi. Namun, air untuk minum berlainan dengan air untuk mandi atau berenang. Untuk mandi dan berenang, dalam kolam perlu diletakkan kolam yang diisi air hanya sekitar dua pertiga ukuran kolam. Air kolam dapat diganti kalau sudah terlihat keruh, berwarna kehijauan, berbau, atau tercemar kotoran dan sisa makanan.
Untuk minum sebaiknya air dialirkan di pipa karet atau plastik yang ujungnya dilengkapi keran tekan. Air dapat keluar kalau iguana menekan keran tekan dengan moncongnya. Cara minum seperti ini dapat diajarkan pada iguana. Selain dengan alat ini, botol yang digantung terbalik pun dapat digunakan.
 
Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan:
- berikan yoghart atau feses iguana deuiasa pada anak iguana
- amati keadaan iguana setiap hari agar tetap sehat
1. Pemberian mikroflora
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa angka kematian anak iguana peliharaan cukup tinggi. Hasil autopsi menyimpulkan bahwa ketidakcukupan mikroflora dalam alat pencernaan membuat anak iguana tidak mampu mencerna makanannya. Memang di habitat aslinya anak iguana mendapat mikroflora dari memakan feses induknya. Berbeda dengan iguana peliharaan, pemelihara mengira kotoran harus segera dibuang dan tidak layak dimakan. Bahkan begitu menetas, anak iguana langsung dipisahkan dari induknya. Agar hal itu dapat dihindari, anak iguana harus diberi mikroflora dari yoghurt atau feses iguana dewasa.
2. Problem kesehatan
Sebagai makhluk hidup, iguana tidak terlepas dari gangguan kesehatan. Berikut diberikan beberapa problem kesehatan yang sering terjadi pada iguana peliharaan.
a. Kelainan tulang
Iguana peliharaan sering mengalami defisiensi vitamin D, dan kalsium yang menyebabkan penyakit tulang keropos. Defisiensi kalsium terjadi kalau iguana hanya diberi makanan monotonus (misalnya kangkung saja). Sementara defisiensi vitamin D3 terjadi kalau kandangnya tidak memperoleh sinar matahari cukup.
Gejala tulang keropos antara lain lemah, gerakan tidak lincah, serta rahang (terutama bawah), kaki, dan ekor membengkak sehingga iguana sukar makan. Jika terus berlanjut, tulang akan tampak salah bentuk dan mudah patah atau pecah tulang.
Pengobatannya memang memakan waktu cukup lama dengan cara pembcrian vitamin dan mineral melalui makanan atau suntikan. Pengobatan dengan suntikan akan lebih cepat memperlihatkan hasil.
b. Kelumpuhan kaki dan ekor
Kelumpuhan kaki (terutama depan) dan ekor disebabkan oleh defistensi vitamin B dan kalsium. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian vitamin B maupun mineral kalsium, baik melalui suntikan ataupun makanan.
c. Luka lecet pada hidung
Iguana sering menubrukkan hidungnya ke dinding kandang. Kalau hal ini dilakukan btrulang kali, hidung akan lecet atau terluka.
Luka lecet ini pun dapat terjadi karena iguana sering diusik (terutama anak-anak). Agar tidak terjadi luka leeet, lapisi bagian bawah sekeliling kandang (sekitar 15—20 em) dengan bahan plastik, fiber, atau kasa tebal. Di samping itu, anak-anak diperingatkan agar tidak mengusik iguana.
d. Melepuh
Kandang yang kotor dan becek oleh feses, urine, sisa makanan, dan sebagainya dapat membuat kaki, ekor, dan kulit bagian bawah kontak dengan kotoran lembap tersebut. Bila hal ini terus terjadi, kulit menjadi lembek, rapuh, melepuh, bahkan luka karena terkelupas. Luka yang dibiarkan akan menyebabkan pembusukan (gangrene), bahkan dapat terjadi abses.
Untuk mengatasi hal ini, iguana sakit dipindahkan ke kandang lain yang bersih, kering, berlantai halus, dan empuk. Kandang lama dibersihkan dan didesinfeksi, lalu dibiarkan kosong selama dua minggu. Bersihkan luka dengan antiseptik Betadin 1% atau larutanrivanol. Kalau terjadi abses, bersihkan nanahnya dan oleskan salep (penisilin, gentamisin, atau neomisin) atau taburkan bedak sulfanilamide. Suntikkan antibiotika sistemik (Ampisilin, dosis 20 mg/kg berat badan) sekali sehari selama 5—7 hari. Salep perlu ditambahkan konservan minyak (ointment) agar tahan lama melekat. Berikan juga suntikan vitamin A (2.000 lU/kg berat badan) dan vitamin e (20 mg/kg berat badan) 1—2 kali seminggu. Selanjutnya berikan yoghurt putih atau kuning seminggu setelah awal pemberian antibiotika. Dosis satu sendok teh selama 2—3 sehari.
e. Mulut membusuk
Iguana yang kelaparan biasanya akan memakan apa saja yang dijumpainya (termasuk benda-benda kasar, keras, tajam, atau beraeun). Akibatnya mulut mengalami luka yang akan membusuk kalau lingkungan pemeliharaannya tidak higiene.
Gejalanya antara lain mulut bengkak, meradang, keiuar nanah, keluar air liur berlebihan, dan sulit makan.
Pengobatannya dilakukan seperti penyakit pelepuhan. Karena iguana tidak mampu makan sendiri, perlu pemberian makanan eair seeara paksa dengan spuit atau selang plastik/karet.
f. Penyakit parasiter
Iguana rawan dengan serangan parasit, baik ektoparasit (tungau) maupun endoparasit (eaeing/protozoa). Adanya penyakit parasit umumnya disebabkan kesalahan manajemen lingkungan. Gejalanya ialah iguana tampak lemah karena terjadi malnutrisi.
Diagnosis penyakit harus dilakukan di laboratorium terhadap sampel feses dan darah, baik untuk mengetahui penyebabnya maupun obat yang eoeok. Untuk peneegahannya, perlu dilakukan evaluasi sistem manajemen seeara keseluruhan.
g. Telur sulit keluar
Telur yang sulit keluar melalui kloaka dapat disebabkan oleh pelekatan beberapa telur, telur membatu (mumifikasi telur), atau telur salah bentuk. Telur yang berlekatan dapat saja keluar, tetapi sudah peeah. Hal ini disebabkan betina menderita defisiensi mineral ataupun infeksi indung telur/uterus.
Diagnosis hanya dapat dilakukan melalui foto rontgen. Bila ada telur yang membatu, harus dilakukan operasi yang diikuti pemberian gizi seimbang.
h. Patah ekor dan jari
Keeelakaan dapat menyebabkan ekor mengalami patah, fraktur, atau meleset sendi. Jarijarinya pun dapat mengalami keseleo, patah, atau kukunya eopot. Keeelakaan ini dapat terjadi karena kesalahan pemelihara dalam perlakuan perawatan dan pengobatan ataupun kesalahan iguana sendiri yang ingin membebaskan diri dari kandang.

F. Membiakkan Iguana
Iguana jantan:
- jengger lebih panjang
- tubuh lebih besar
- wama kulit lebih terang
- kepala lebih besar
- terdapat jakun
Iguana betina:
- jengger lebih pendek
- tubuh lebih kecil
- warna kulit lebih terang
- kepala kecil
Iguana jantan maupun hetina mempunyai sederetan lubang sangat nyata yang herjajar di sebelah bawah kedua sisi pinggulnya. Deretan lubang ini sebenarnya merupakan kelenjar yang mengeluarkan semaeam bahan lilin lembek (wax). Kelenjar ini dipergunakan untuk menandakan wilayah sebagai pengenal dan tanda komunikasi antara iguana. Deretan lubang pada iguana jantan dewasa berkembang lebih menonjol ke luar dibanding betina. Perkembangan tonjolan ini dipergunakan untuk mempererat pelukan jantan pada betina saat kopulasi.
Di habitat aslinya, musim kawin terjadi di bulan Januari—Februari setiap tahunnya. Sementara masa bertelurnya berlangsung selama dua bulan. Telur yang keluar biasanya diletakkan iguana betina pada sarang yang dibuatnya di pasir atau tanah yang lembap di dekat pokok-pokok pepohonan. Dalam satu rnusim bertelur, seekor induk iguana dapat menghasilkan 25—45 butir telur.
Setelah dua bulan dalam lubang, telur akan menetas dan muneul bayi iguana yang panjangnya rata-rata 25—30 em. Setiap tahun iguana akan bertambah panjang sekitar 15—24 em. Iguana akan meneapai dewasa kelamin setelah berumur 3 tahun.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar